Bitcoin adalah kelas aset terpisah, berbeda dengan emas

Temuan yang dibagikan di Reddit pada 21 Juli oleh analis James V. Stratton mengungkapkan bahwa Bitcoin adalah kelas aset terpisah dan tidak menunjukkan korelasi signifikan dengan ekuitas dan sebagian besar instrumen perdagangan tradisional. Namun, ini sangat berkorelasi dengan Ethereum dan menyimpang dengan emas.
Data menunjukkan bahwa S&P 500 dan emas bervariasi terhadap Bitcoin dengan korelasi masing-masing -0,05 dan -0,12. Sementara itu, greenback dan Nasdaq bergerak sedikit selaras dengan raja kripto tersebut karena angka korelasinya masing-masing berada di 0,04 dan 0,12. Khususnya, korelasi positif Bitcoin dan Ethereum adalah yang tertinggi di 0,70.
Korelasi Bitcoin vs Emas, USD dan Ekuitas: Sumber: Reddit
Secara keseluruhan, hasil penelitian menunjukkan bahwa Bitcoin adalah kelas aset yang berbeda karena korelasinya dengan aset keuangan tradisional umumnya lemah atau dapat diabaikan. Sifat independen ini menunjukkan bahwa kinerja Bitcoin, dalam kondisi pasar normal, mungkin tidak terpengaruh secara signifikan oleh volatilitas aset lain, terutama pada keuangan tradisional, termasuk saham dan logam mulia.
Pengurangan korelasi dipandang sebagai hal positif bagi Bitcoin. Selanjutnya, hal ini dapat menjadikan Bitcoin sebagai pilihan investasi yang lebih menarik bagi mereka yang mencari diversifikasi portofolio.
Mengingat perkembangan terkini di sektor kripto, korelasi Bitcoin-ekuitas mungkin terus menurun dalam beberapa bulan mendatang. Misalnya, pengajuan ETF Bitcoin baru-baru ini oleh lembaga keuangan besar seperti BlackRock dan Fidelity telah memicu optimisme dan meningkatkan minat investor terhadap Bitcoin.
Meskipun Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) berhati-hati dan belum menyetujui ETF Bitcoin spot, komunitas sangat gembira bahwa perbaikan telah dilakukan, dan regulator akhirnya dapat memberikan lampu hijau.
Persetujuan terhadap turunan kripto ini kemungkinan akan mendukung harga Bitcoin karena institusi akan memiliki sarana untuk melakukan diversifikasi ke aset kripto paling likuid di dunia, dan menemukan potensi pertumbuhan yang lebih tinggi dalam beberapa bulan mendatang.
Meskipun prospek Bitcoin positif karena korelasinya yang rendah, para analis tetap berhati-hati terhadap potensi faktor makroekonomi yang dapat memengaruhi harga, seperti perubahan kebijakan moneter seperti yang terlihat pada tahun 2022 dan paruh tahun 2021.
Namun, prospek jangka panjang Bitcoin masih tetap optimis mengingat sifat deflasi dan penerimaan yang semakin meningkat. Pada Q2 tahun 2024, jaringan Bitcoin akan menyesuaikan emisinya, mengurangi separuh imbalan bagi penambang menjadi 3,125 BTC, sehingga meningkatkan kelangkaan koin.
Ikuti kami di Google Berita
Responses